
foto ilustrasi
21 Karyawan Pabrik PT Unilever Indonesia Tbk Positif Covid-19
SUMUT METRO | JAKARTA
Sedikitnya, 21 karyawan pabrik PT Unilever Indonesia Tbk disebut Positif Covid-19.
Hal senada disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan klaster baru penularan Covid-19 di salah satu perusahaan di kawasan industri Cikarang.
Alamsyah menyebutkan, penularan Covid-19 berasal dari karyawan bagian engineering di pabrik minuman teh (tea based beverages/TBB) Unilever.
Dimana mulanya, kata Alamsyah ada 19 orang yang dinyatakan positif Covid-19 di sana.
Hal tersebut diketahui ketika ada salah satu karyawan yang sakit. Pemerintah Kabupaten Bekasi kemudian melakukan penelusuran dan pemeriksaan terhadap karyawan lain yang berkontak langsung dengan pasien positif.
Hasilnya, jumlah karyawan yang positif Covid-19 bertambah dua menjadi 21 orang. Ada pula karyawan yang masih menunggu hasil pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) itu. “21 (orang positif Covid-19),” ujar Alamsyah, Kamis (2/7/2020).
Sementara, Direktur Corporate Affairs dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan, pabrik TBB ditutup sejak 26 Juni lalu sampai waktu yang belum ditentukan.
Unilever akan memastikan seluruh standar keselamatan kerja di pabrik TBB telah dijalankan sebelum pabrik kembali beroperasi.
“Kami akan terus memastikan bahwa semua standar keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik kami terpenuhi sebelum kami kembali pada operasional normal,” ucap Sancoyo.
Namun, Sancoyo membantah Unilever telah merumahkan 800 karyawan.
“Jumlah yang 800 (karyawan dirumahkan) tidak benar,” tegasnya.
Dia mengatakan, seluruh karyawan di gedung TBB berjumlah 265 orang. Mereka semua telah menjalani tes PCR.
“PT Unilever Indonesia Tbk telah mewajibkan PCR test bagi keseluruhan karyawan gedung TBB sebanyak 265 orang,” kata dia.
Meskipun demikian, Sancoyo tidak memungkiri seluruh karyawan pabrik TBB dirumahkan selama pabrik ditutup sementara.
“Mereka diminta di rumah selama operasi pabrik dihentikan sementara, bukan karantina mandiri,” katanya
Sancoyo memastikan penutupan sementara pabrik TBB tidak memengaruhi pasokan produk untuk konsumen. Sebab, Unilever masih memiliki stok produk yang cukup di gudang mereka.
“Hal ini tidak akan memengaruhi pasokan kepada konsumen. Stok yang ada di gudang kami maupun gudang distributor dan pelanggan masih mencukupi,” kata dia.
Penanganan Covid-19 di pabrik TBB PT Unilever Indonesia Tbk melakukan sejumlah langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di pabrik TBB. Selain menutup sementara pabrik dan melakukan tes PCR, Unilever menerapkan protokol keamanan, seperti melarang karyawan melakukan perjalanan dan mengatur sistem kerja dari rumah.
“Pengaturan kerja dari rumah untuk karyawan yang bekerja di kantor (office-based), tim dokter perusahaan yang siaga membantu karyawan di daerah masing-masing, serta pemantauan kesehatan yang dilakukan setiap hari dengan standar pengawasan dan prosedur tindak lanjut yang ketat,” ucapnya
Sebelum adanya karyawan positif Covid-19, Unilever juga sudah memisahkan zona kerja karyawan. Pemisahan zona kerja diberlakukan sejak awal munculnya pandemi Covid-19.
“Kompleks pabrik Unilever Cikarang terdapat beberapa gedung dengan protokol pemisahan zona kerja dan area produksi yang ketat. Karyawan hanya diperbolehkan bekerja di zona masing-masing dan tidak dapat melintas zona kerja dan area produksi untuk alasan apapun,” tandasnya. (SM-Kompas)