
foto ilustrasi
SUMUT METRO | JAKARTA
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti memperkirakan, butuh biaya besar untuk memproduksi massal vaksin virus corona agar mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia. Ghufron menaksir harga vaksin per orang adalah sebesar 5 Dolar AS atau Rp 75.000.
“Jika harga vaksinnya 5 Dollar AS atau Rp 75.000, maka paling tidak kita membutuhkan Rp 26,4 triliun,” ujar Ghufron dalam konferensi pers dari Kantor Presiden, Kamis (2/7/2020), seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.
Ghufron menyebut, perkiraan biaya ini dihitung dengan rumus viro yang digunakan untuk menghitung berapa orang yang perlu divaksin.
Berdasarkan formula tersebut, dibuat perhitungan bahwa satu orang dapat menularkan virus ke tiga orang lainnya. Lalu dilakukan perhitungan 2/3 dikalikan 260 juta jumlah penduduk Indonesia. Hasilnya adalah 176 juta unit vaksin yang harus diproduksi massal. Namun, jika satu orang harus divaksin dua kali, maka perlu 352 juta unit vaksin.
“Biaya tentu saja besar dan butuh banyak usaha dari semua pihak, peneliti, akademisi, serta investor,” ujarnya.
Ghufron menambahkan, proses pemberian vaksin juga tidak bisa dilakukan sekaligus. Butuh waktu setidaknya untuk melakukan vaksin terhadap penduduk yang membutuhkan.
“Setidaknya kita perlu satu tahun untuk memvaksinasi semua orang itu,” kata dia.
Adapun, vaksin Covid-19 yang dikembangkan pemerintah Indonesia saat ini masih memasuki tahap uji klinis. Vaksin dikembangkan BUMN PT Kalbe Farma Tbk bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya menyebut, proses uji klinis fase pertama sudah dimulai pada bulan Juni 2020 di Korea Selatan. Sedangkan uji klinis fase kedua rencananya digelar di Indonesia pada Agustus mendatang. (SM- Kompas)